Kurangnya Sifat Gotong Royong di
Masyarakat Ibu Kota
Ibu
kota memiliki banyaknya aktivitas-aktivitas yang di lakukan oleh masyarakatnya,
karena hal itu lah masyarakat ibu kota memiliki masalah sosial yang bervariasi,
salah satunya masalah gotong royong. Masyarakat ibu kota khususnya masyarakat
yang berekonomi tinggi, dia jarang sekali untuk bersosialisasi dengan
tetangganya. Bahkan sampai ada yang tidak kenal satu sama lain dengan
tetangganya sendiri. Sifat gotong royong itu sangat penting untuk kehidupan
masyarakat yang mencerminkan nilai sosial
Gotong royong
dapat diartikan sebagai
sesuatu sikap ataupun
kegiatan yang dilakukan oleh
anggota masyarakat secara
kerjasama dan tolong
menolong dalam menyelesaikan pekerjaan maupun masalah
dengan sukarela tanpa
adanya imbalan. Sikap gotong
royong ini telah
melekat pada diri
masyarakat indonesia dan merupakan
kebiasaan turun temurun
dari nenek moyang.
Sikap gotong royong ini
sangat berperan sekali
untuk memperlancar pembangunan
yang berguna bagi kesejahteraan masyarakat.
Sesuatu
yang dilakukan oleh manusia harus memiliki prinsip yang jelas dan inilah
prinsip untuk melakukan gotong royong :
1.
Kegiatan tersebut dilakukan oleh orang-orang yang
merupakan anggota suatu kesatuan desa, kampung, Pelajar suatu sekolah.
Organisasi tertentu dan sebagainya.
2.
Keikutsertaannya berdasarkan atas kesadaran bahwa
kegiatan itu demi kepentingan sesama anggota sebagai kesatuan/keluarga.
3.
Tidak ada perasaan terpaksa ataupun di dorong pamrih
apapun kecuali inginmenolong sesama warga.
4.
Keikutsertaan spontan.
Gotong
royong memiliki manfaat dan maksud tujuan untuk diri sendiri, masyarakat, bangsa
dan negara dan inilah dia :
1.
Meringankan beban, waktu dan biaya
2.
Meningkatkan solidaritas dan rasa kekeluargaan dengan
sesama.
3.
Menambah kokohnya rasa persatuan dan kesatuan
4.
Mempertinggi ketahanan bersama.
Permasalahan
yang skarang harus kita perbaiki adalah bagaimana cara memupuk kembali nilai-nilai gotong
royong yang pernah
hidup dengan kuatnya
pada kehidupan masyarakat. Walaupun
tidak berarti kita harus meampertahankan faktor pendorong adanya
gotong royong tersebut.
Gotong royong akan
tetap hidup dikalangan masyarakat,
tetapi berbeda latar
belakangnya, bentuk dan sifat dari gotong
royong itu sendiri
perbedaan ini biasanya ditimbulkan
oleh lingkungan masing-masing. Jadi
sikap gotong royong
dalam masyarakat yang
melaksanakan pembangunan
mengalami perubahan berbarengan
dengan terjadinya perubahan -perubahan sosial
yang berlangsung secara
berkesinambungan dengan hasil-hasil penemuan manusia itu sendiri.
Semangat
gotong royong ini bisa tumbuh dengan beberapa cara yang salah satunya adalah
menghidupkan kembali semangat kebersamaan dalam komunitas bersama yaitu
organisasi. Dengan berorganisasi maka seseorang akan mendapatkan banyak
keuntungan seperti dapat memiliki keterampilan tertentu. Dalam keterlibatan
seseorang dalam organisasi maka ada interaksi antar individu-individu sehingga
tercipta rasa kebersamaan dan kekeluargaan.
Organisasi
itu tidak harus seperti organisasi formal yang ada di sekolah, kampus ataupun
kampung akan tetapi bisa berupa paguyuban, komunitas, perkumpulan ataupun
berbentuk klub yang berdasarkan hobi seperti klub sepakbola. Hal ini sangat
penting karena ada kerja sama yang secara perlahan membentuk semangat gotong
royong